“PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SK PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (STUDI KASUS DI BANK RIAU KEPRI CABANG PASAR PUSAT)”

Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan maysrakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan nasional tersebut dalm ketentuan Undang-undang No.10 Tahun 1998 pasal 4 tentang Perbankan ditentukan bahwa “ Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kea rah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Salah satu cara perbankan dalam ikut serta memakmurkan kesejahtraan masyarakat adalah dengan memberikan kredit. Pemberian kredit dengan proses yang telah di tentukan dalam Undang-undang Perbankan tidak selalu berjalan sesuai aturan yang berlaku. Adakalanya dalam proses pengembalian kredit kepada bank terdapat suatu masalah yang berakibat kurang baik untuk kedua belah pihak. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaiman bentuk pelaksanaan pemberian kredit dengan Jaminan SK Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dan bagaimana bentuk wanprestasi dan cara penyelesaian wanprestasi yang terjadi antara debitur dengan kreditur. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dimaksudkan untuk menjelaskan serta klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan yang terjadi dengan jalan mendeskripsikan sejumlah data yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah Bank Riau cabang Pasar Pusat yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman. Dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pemberian kredit dengan Jaminan SK Pegawai Negeri Sipil di Bank Riau cabang Pasar Pusat dan bentuk penyelesaian wanprestasi. Selanjutnya hasil penelitian yang penulis dapatkan dilapangan dalam pelasanaan pemberian kredit dengan Jaminan SK Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil sudah berjalan sebagaimana mestinya, hanya dalam perjanjiannya memakai perjanjian baku. Yang mana perjanjian baku tersebut suatu saat bisa merugikan debitur. Dan dalam penyelesaian wanprestasi ada dua cara yang dilakukan oleh pihak bank, yaitu dengan cara restrukturisasi dan penyelesaian kredit. Agar tidak terjadi kredit macet dikemudian hari, hendaknya kreditur benar-benar meneliti kesanggupan dari debitur untuk melunasi kredit tiap bulannya. Karena apabila terjadi kredit macet dikemudian hari, itu bisa saja bukan karena kesalahan dari debitur semata tapi bisa juga kesalahan dari kreditur yang dengan mudah memberikan kredit kepada debitur.